July 16, 2008

DINASTI FATIMIAH (297 H - 322 H / 910 M - 934 M)

http://abatihawa.blogspot.com/

Oleh: Junaidi Ibrahim
Nim: 19070774-2

A. PENDAHULUAN
Dinasti Fatimiah merupakan sebuah dinasti yang didirikan di benua Afrika pada penghujung tahung 200 san Hijriah atau sekitar tahun 910 Masehi, dinasti ini berpahaman syiah, dari permulaan pembentukannya dinasti ini bertujuan untuk menjalankan ideologi syiah dan ingin melepaskan diri dari kekuasaan Daulah Abbasiah di Baghdad yang berideologi Sunnah.

Kondisi politik dunia Islam ketika Dinasti Fatimiah didirikan agak sedikit tidak terkendali, hal ini bisa di lihat dengan munculnya banyak dinasti-dinasti kecil di berbagai belahan dunia baik di timur dan barat Baghdad. Dinataranya Dinasti Tahiri (200 H-259 H / 820 M-872 M), Dinasti Safari (254 H-289 H / 867 M-903 M), Dinasti Samani (261 H-389 H / 874 M-999 M), Dinasti Ghazwani, di barat Baghdad ada Dinasti Idrisi di Maroko (172 H-375 H / 788 M-985 M), Dinasti Aghlabi (184 H-296 H / 800 M-908 M), Dinasti Thulun di Mesir (254 H-292 H / 868 M-967 M), Dinasti Ikhsyidi (323 H- 357 H / 934 M-967 M), Dinasti Hamdaniah (317 H – 399 H / 929 M – 1009 M).

Pada akhir tahun 200 san Hijriah negara dunia Islam di pimpin oleh 3 khalifah besar yaitu Khalifah Abbasiah di Baghdad, Khalifah Umawiyah di Qurdova Spanyol dan khalifah Fatimiah di Mesir, kondisi seperti ini membuat Daulah Islamiyah agak lemah, hal ini terlihat kaum Salip telah merebut bebrapa Negara Islam seperti Palestin pada sekitar tahun 450 H.

Ketika Dinasti Buwaih (320 H – 447 H / 932 M – 1055 M) menguasai Bagdad maka Daulah Fatimiah di Maroko semakin kuat bahkan mereka berkeinginan untuk menaklukan Mesir, hal ini di karenakan keluarga istana Buwaih lebih cenderung ke ideologi syiah dan menganggap bani Abbas telah merebut jabatan kekhalifahan dari tangan mereka.

Semenjak dilantik bani Umaiyah sebagai khalifah kemudian di ikuti dengan Bani Abbas maka banyak sekali pengikut syiah berlarian ketimur, barat dan ke berbagai Negara Islam untuk menyelamat diri dari hal-hal yang tidak diinginkan, sebahagiannya mereka pergi ke Maroko, Mesir dan menetap disana.

Setelah lama menetap di negara pelariannya, kaum Syiah mulai meyebarkan pengaruhnya melalui ideologi yang mereka bawa, sehingga mereka mempunyai kumpulan tersendiri sebagaimana penduduk tempatan yang kebanyakannya kaum Sunni. Di Maroko kumpulan ini di kenal dengan Idrisiah yang kemudiannya berhasil mendirikan Daulah Idrisiah (175H – 375H / 792 M – 889 M). namun mereka tidak menamakan pemimpinnya sebagai Khalifah.

B. PEMBAHASAN

1. Pembentukan Daulah Fatimiah2 (297 H – 322 H / 910 M – 934 M)
Dinasti Fatimiah didirikan oleh Ubaidillah Al Mahdi Abu Muhammad, beliau di lantik pada tahun 297 di Qairawan3 Maroko. Nama lengkapnya Ubaidillah, beliau bermazhab Syiah Isma'iliyah4 berasal dari Irak, dilahirkan di Kuffah tahun 260 H / 874 M. Pribadinya agak bermasalah dan tidak konsisten dalam pengamalan agama5, namun ada juga yang memujinya6. Daulah Fatimiah ini pada mulanya berpusat di Maroko kemudian berpindah ke Mesir.

Sebelum pembentukan daulah, orang-orang syiah melakukan seruan secara rahasia dan mengajak masyarakat untuk mengangkat seorang khalifah yang mereka beritakan berasal dari keturunan Ja'far Shadiq cucu Ali bin Abi Thalib tetapi kebanyakan golongan sunni meragui garis keturunan Ubaidillah Al Mahdi berasal dari keturunan Ali bin Abi Tahlib7, mereka mengatakan bahwa khalifah yang sebenarnya dan yang berhak memerintah Daulah Islamiayh adalah Ubaidillah Al Mahdi dari keturunan Ali bin Abi Tahlib, seruan ini akhirnya meraih kemenangan, oleh sebab itu mereka menamakan pemerintahan tersebut sebagai Daulah Fatimiah sebagai sandaran kepada fatimah binti Muhammad Saw .

2. Daulah Fatimiah Di Maroko
Ketika Ubaidillah Al Mahdi sampai di Maroko kelompok syiah Idrisiah langsung menyambutnya dan membaiat sebagai khalifah dengan ibu kotanya Al Manshuriah. Pada tanggal 4 rabiul Akhir tahun 298 H / 911 M pengumuman pendirian Daulah Fatimiah dibuat diatas mimbar sebagai bertanda berakhirnya Daulah Aghlabiah8 (184 H-296 H / 800 M-908 M), di Negara tersebut dan Ubaidillah Al Mahdi digelar Amirul Mukminin.

Daulah Fatimiah bertahan di Maroko selam 24 tahun yang di pimpin oleh 4 orang khalifah yaitu :
1.Al Mahdi Ubaidillah di Maroko pada tahun 297 H - 322 H.
2.Al Qaim bi Amrillah Muhammad pada tahun 322 H - 323 H
3.Al Manshur Ismail pada tahun 233 H – 341 H.
4.Al Muiz linillah pada tahun 341 H – 362 H.

Namun Al Muiz linillah tidak menetap lama di negara tesebut kerena berpindah ke Mesir atas alasan keamanan

3. Daulah Fatimiah Di Mesir
Semenjak permulaan Islam orang-orang Mesir sangat menyukai Ali bin Abi Thalib. Ini dibuktikan dengan sikap mereka yang berada di pihak Ali ketika peristiwa pembunuhan Khalifah Usman bin Affan. Maka tidak heran sebahagian penduduknya agak condong kearah pemikiran syiah. Hal ini mengikut irama perkembangan zaman, jika pemerintah mereka dipimpin oleh orang syiah maka kekuatan syiah di masyarakat semakin kuat dan begitulah sebaliknya. Kaum syiah berada di Mesir sebelum berdirinya daulah Fatimiah9.

Ketika Daulah Abbasiah di Baghdad di kuasai oleh bani Buwaih yang agak loyal ke pemahaman syiah, maka pemahaman syiah di mesir mulai mendapat angin segar di kalangan masyarakat. Keadaan seperti ini menjadi modal dasar bagi Al Mu'iz Lidinillah membentuk daulah Fatimiah yang saat itu masih dikuasaai oleh Bani Thulun10.

4. Penaklukan Mesir
Upaya untuk menakluki Mesir sudah dimulai semenjak tahun 301 H / 913 M namun masih gagal tetapi pada tahun 358 H / 969 M Al Mu'iz Lidinillah menyiapkan 100.000 pasukan bahkan lebih, termasuk pasukan berkuda dan kapal laut, pasukan yang dikomandoi oleh Jauhar Siqli langsung menuju Iskandariah tanpa perlawanan penduduk tempatan. Ketika hal ini diketahui oleh orang-orang Fusthath, mereka mengirim utusan untuk diadakan negosiasi damai dengan panglima Jauhar Siqli, akhirnya panglima berjanji bahwa setiap orang Mesir bebas mengamalkan keyakinan agama dan mazhab mereka masing-masing dan berjanji akan memberikan keadilan dan perbaikan melalui kutipan pajak.

Sesudah itu panglima Jauhar Siqli membuat persiapan untuk mendirikan Daulah Fatimiah dengan membuat penempatan tentara dan keperluan lainnya termasuk mendirikan Masjid yang kemudiannya dikembangkan menjadi universitas Al Azhar.

Setelah keadaan agak tenang panglima Jauhar Siqli meminta pada khalifah Al Mu'iz Lidinillah untuk segera datang ke Mesir11 dengan ibu kotanya Kairo12 pada tahun 361 H13. Seiring dengan itu diaturlah strategi pemerintahan yang lebih loyal ke arah syiah serta memperbaiki ekonomi Mesir yang saat itu agak bermasalah, lalu Al Mu'iz Lidinillah membuat peraturan tentang perpajakan dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, keadaan ini membuat rakyat agak senang walau dalam kebijakan keagamaan terdapat banyak kontroversi. Maka mulailah aliran syiah di taburkan dengan leluasa dan dihilangkannya pengaruh Abbasiah yang sunni.

Daulah Fatimiah di Mesir bertahan hingga 11 khalifah dari pembentukannya tahun 297 H hingga masa keruntuhannya pada tahun 567 H. sebagai mana kutipan berikut:
1.Al Muiz linillah Maad mulai tahun 362 H – 365 H.
2.Al Aziz Nazzar hingga 365 H – 386 H.
3.Al Hakim bi Amrillah Manshur hingga 386 H – 411 H.
4.Azh zhahir li I'zaz dinillah hingga 411 H – 428 H
5.Al Mustanshir Maad hingga 428 H – 487 H
6.Al Musta'li Billah Ahmad hingga 487 H – 495 H
7.Al Amir Bi Ahkamillah Manshur 495 H – 524 H
8.Al hafizh lidinillah Abdullah 524 H – 544 H
9.Azh Zhafir billah Ismail 544 H – 549 H
10.Al Faiz Billah Ismail 549 H – 555 H
11.Al adhid lidinillah Abdullah Yusuf 555 H – 567 H14

5. Daerah Kekuasaan Daulah Fatimiah
Daerah Kekuasaannya di Afrika meliputi Maroko, Tunisia, Mesir, di Asia meliputi Syiria, Yordania, Hijaj15. Ada pendapat yang mengatakan kekuasaannya juga meliputi Mekah, Madinah namun penulis belum menemukan data sejarah tentang hal tersebut. Untuk lebih jelasnya silakan lihat peta di bawah ini yang penulis download dari web: www.islamonline.net.

Peta Perbatasan Daulah Fatimiah

6. Keruntuhan Daulah Fatimiah
Pada tahun 558 H/1163 M, panglima Asasuddin Shirkuh16 membawa Shalahuddin Al-Ayyubi untuk menundukkan Daulat Fatimiyah di Mesir. Usahanya berhasil. Khalifah Daulat Fatimiyah terakhir Adhid Lidinillah dipaksa oleh Asasuddin Syirkuh untuk menandatangani perjanjian. Akan tetapi, Wazir besarnya Shawar merasa iri melihat kekuasan Syirkuh semakin besar. Dengan sembunyi-sembunyi Shawar pergi ke Baitul Maqdis, meminta bantuan pasukan Salib untuk menghalau Syirkuh dari Mesir.
Pasukan Salib yang dipimpin oleh Raja Almeric dari Jerussalem menerima permintaan tersebut. Maka terjadilah pertempuran antara pasukan Asasuddin Shirkuh dengan Raja Almeric yang berakhir dengan kekalahan Asasuddin Shirkuh.
Setelah menerima syarat damai dari kaum Salib, panglima Asasuddin Shirkuh dan Shalahuddin diperbolehkan pulang ke Damsyik. Kerjasama Wazir besar Shawar dengan orang kafir itu telah menimbulkan kemarahan raja Nuruddin Zanki17 dan para pemimpin Islam lainnya termasuk raja Baghdad. Lalu dipersiapkannya tentara besar yang tetap dipimpin oleh panglima Asasuddin Shirkuh dan Shalahuddin Al-Ayyubi untuk menghukum si pengkhianat Shawar.
Panglima Asasuddin Shirkuh dan Shalahuddin mulai maju ke ibu kota Kairo dan mendapat tentangan dari pasukan Wazir Shawar. Akan tetapi pasukan Shawar hanya dapat bertahan sebentar, dia sendiri melarikan diri dan bersembunyi. Suatu hari panglima Shalahuddin Al-Ayyubi berziarah ke makam orang shaleh di Mesir, ternyata Wazir Besar Shawar dijumpai bersembunyi di situ. Shalahuddin segera menangkap dan dibawanya ke istana untuk dihukum mati.
7. Sebab-Sebab Kehancuran Daulah Fatimiyah
Banyak sekali sebab-sebab yang membawa hancurnya Daulah fatimiah di Mesir, namun penulis hanya menyebutnya beberapa sebab penting saja, seperti berikut:
a)Penyerangan yang dilakukan oleh Salahuddin Al Ayubi telah membawa Daulah fatimiah tutup buku, sebagaimana yang telah penulis jelaskan diatas.
b)Munculnya ulama-ulama besar seperti Abu Ishaq Asy Syairazi, Ibnu Jauzi dan lain-lain dalam memberi peringatan tentang bahaya ideologi Syiah18
c)Kembali Khilafah Abbasiah berpegang pada Al Qur'an dan Sunnah dimana sebelumnya yang berkuasa adalah Dinasti Buwaih berfaham Syiah (320 H – 447 H).19
d)Perlawanan masyarakat Mesir yang semakin meluas terhadap ajaran Syiah yang di bawa oleh Daulah Fatimiah20
e)Khilafah Abbasiah Al Qadir billah Amirul Mukminin pada tahun 480 H meminta Fuaqaha' Mukatazilah bertaubat dan melarang mereka mempelajari hal-hal yang bertentangan dengan Islam, termasuk juga melarang masyarakat berideologi seperti Syiah serta menjauhkan diri dari perbuatan bid'ah21
f)Penangkapan pengikut Syiah, Qaramithah dan di umumkan diatas mimbar tentang kesesatan pahaman tersebut22
g)Seruan dan taktik yang di buat oleh khalifah semakin membuat bani Buwaih tertekan dan lemah, sehingga membuat kekuatan Syiah berada pada taraf yang sangat lemah23

8. Politik Daulah Fatimiah
Pemahaman syiah pada masa Daulah Fatimiah sangatlah kental terlihat dalam kebijakan politik kenegaraannya, mereka menguatkan pendapat yang sesuia dengan mazhab syiah dan mendahulukan pengamalan agama dengan mengikut pendapat para imamnya dari pendapat para imam sunni, walaupun kebanyakan penduduk Mesir Saat itu bermazhab sunnah.

Ya'qub bin Kalas seorang wazir24 pada pemerintahan Fatimiah menyusun sebuah kitab fiqh25 yang disusun berdasarkan mazhab Syiah Isma'iliyah26 dengan arahan langsung khalifah Al Mu'iz Lidinillah yang berkuasa saat itu. Kitab ini dijadikan sebagai pedoman dalam memustuskan perkara di pengadilan dan fatwa lainnya. Sehingga siapa saja yang menjadi qadhi mesti berpodoman pada kitab ini.

Al Mu'iz Lidinillah memerintahkan bawahannya agar di buat rumah khusus disamping universitas Al Azhar untuk pelatihan dalam rangka memahami kitab tersebut. Wazirnya di perintahkan untuk mendatangkan para fuqaha' yang saat itu berjumlah 35 orang kemudian di beri fasilitas dan gaji yang mencukupi27, bukan hanya itu para fuqaha' juga di sediakan tunjangan hari raya dan fasilitas di istana untuk tujuan mengajarkan kitab tersebut kepada masyarakat. Semua itu sebagai motivasi kepada para du'ah yang memberikan pemahaman pada masyarakat mengenai kitab tersebut dan seluruh biaya tersebut di tanggung oleh khalifah. Sebab khalifah tau bahwa pemerintahannya akan bertahan lama jika ilmu tersebut disebarkan pada masyarakat28.

9. Kemajuan Pada Masa Daulah Fatimiah
Diantara kemajuan yang dicapai Daulah Fatimiah seperti berikut:

a) Bidang kebudayaan dan Keagamaan
Menjadikan mesjid sebagai tempat pendidikan agama walaupun yang dimaksud untuk mengembangkan ideology mereka. Ada sebuah mesjid yang yang kemudiannya menjadi universitas Al Azhar. Khalifah juga membiayai para fuqaha dan du'ah yang menyebarkan ilmu pengetahuan. Hai ini membuktikan bahwa khalifah mencintai ilmu dan suka pada kemajuan.

b) Universitas Islam Al Azhar Kairo
Jami Al Azhar didirikan bersamaan dengan masuknya kekuasaan Fatimiyin di Kairo, tepatnya setelah beberapa bulan kekuatan fatimiyin memasuki Kairo, pembangunan jami Al Azhar memakan waktu kurang lebih dua tahun, yang kemudian dibuka secara resmi oleh Jauhar al Shaqali29 dengan shalat jumat pada tanggal 7 Ramadhan 361 H / 21 Juni 972 M. Sedang Al Muiz Lidinillah baru datang dari Maroko masuk Kairo setahun kemudian.

Jami Al Azhar mempunyai penghargaan tersendiri dari para khalifah fatimiyin, dibalik itu mereka ingin menjadikannya markas penyebaran faham syiah. Di sekitarnya dibangun rumah bagi mereka yang mengajar pada Al azhar, dari sinilah dimulainya pengajaran di jami Al Azhar.

Dalam blantika dunia keilmuan, Al Azhar merupakan universitas tertua, tidak hanya di dunia Islam, namun di seluruh dunia. Karena universitas-universitas di Amerika dan Eropa baru didirikan dua abad setelah berdirinya Al Azhar, seperti Universitas Paris didirikan pada abad ke-12 Masehi, Universitas Oxford di Inggris pada abad ke-13, demikian juga universitas-universitas Eropa lainnya. Universitas yang mengimbangi Al Azhar dari segi sejarahnya adalah Universitas Qarawain di Kota Fas Maroko, bahkan ada yang mengatakan bahwa Jami Al Qarawain adalah Universitas tertua di dunia, karena pengajarannya sudah bermula sejak didirikannya yaitu sejak tahun 245 H/ 859 M. dan sampai sekarang masih eksis.

Al Azhar merupakan Univesitas pertama yang para pengajarnya didanai oleh negara, serta posisi Mesir yang strategis di tengah dunia Islam, menjadikan Al Azhar tempat tujuan menimba ilmu agama dari para masyayikhnya, hanya saja besarnya kedudukan Al Azhar bukan karena tertua atau tidaknya, namun karena mutunya yang unggul.

Dalam kekuasaan daulah Fatimiah Jami Al Azhar mengalami beberapa kali renovasi, seperti pada masa al Hakim Biamrillah, al Mustanshir Billah, dan Al Hafidz Lidinillah. Terlihat hingga sekarang hasil renovasi yang dilakukan oleh Al Hafidz Lidinillah dengan peninggalannya qubah yang dihiasi dengan tulisan ayat-ayat Al Quran dengan khath kufi dan bermacam-macam hiasan yang indah.

Kekuasaan khilafah fathimiyah berakhir dengan khalifahnya Al Adhid Lidinillah, setelah meniggalnya khalifah Al Adhid Lidinillah tahun 567 H/ 12 September 1171 M, Shalahuddin Al Ayyubi ( wazirnya ) memegang tampuk kekuasaan Mesir, dari sinilah berakhirnya kekuasaan fathimiyin di Mesir dan mulai berkuasanya Keluarga Ayyubiyyin. Pada masa Shalahuddin, dihapuslah madzhab syiah dari Mesir dan diganti dengan madzhab sunni.

c) Bidang Syair
Melahirkan beberapa orang yang pakar dalam syair seperti Ibnu Hani', Abu Abdullah Muhammad bin Abi Jarah, Abdul Wahab bin Nashir Al Maliki, Abu Abbas Ahmad bin Mufrij, Imarah Yamani

d) Bidang Prosa
Melahirkan beberapa kitab terkenal seperti Al A'kdul Farid oleh Ibnu Abdi Rabbihi w. 328H, kitab Al Aghani oleh Abi Al Faraj Al Ashfihani w. 356H, Rasail oleh badi'uzzaman Al Hamzani w. 398H.

e) Bidang Sastra
Kitab Yatimah Ad Dahri oleh Abu Manshur As Sa'alabi w.429H, kitab Saqthu Azh Zhand, Al Luzumiyat oleh Abu Ula Al Ma'kri w.449.
Ibnu Sina30 Filosof terkenal diantara kitab dalam ilmu kedoktoran, logika, filsafat31
Beliau pengikut setia syiah yang memerintah

f) Bidang Filsafah
Melahirkan beberapa filosof terkenal sperti Abu Al Hatim Ar Razi,Abu Abdullah An Nusfi, Abu Yakqub As sajazi, Abu Hanifah Nukman Al Maghribi, Jakfar bin Manshur Al Yamani, hamiduddin al Karmani, Al Muayyid fi dinillah Asy Syairazi.

g) Bidang Kedoktoran
Abu Hasan Ali bin Ridwan

h) Bidang Matematika
Abu Ali Muhammad bin Hasan bin Haisam

i) Bidang Sejarah
Abu Hasan Ali Syabasyti, Abu Shaleh Armani, Muhammad bin Abu Qasim Al Masbaji, Usamah bin Munqiz.

10. Lembaran hitam Daulah Fatimiah
a)Pada permulaan ketadangan ke Maroko Khalifah Ubaidillah Al Mahdi di gambar sebagai Imam mahdi yang di tunggu-tunggu, hal ini banyak sekali memberi pengaruh positif dari masyarakat terhadap dirinya, namun klaimnya sebagai imam mahdi tidak terbukti.
b)Tahun 372 Daulah Fatimiah meniadakan shalat terawih semua daerah di Mesir. Namun kemudiannya di izinkan lagi setelah terjadi perselisihan32.
c)Tahun 381 Daulah Fatimiah menghukum orang yang kedapatan kitab Muatha' Imam Malik
d)Tahun 391 Daulah Fatimiah menangkap dan di kurung orang yang ketika di tanya tentang Ali bin Abi Thalib tetapi ia menjawab tidak tahu.
e)Tahun 393 Daulah Fatimiah memukul dan mengurung selama 3 hari karena mereka shalat dhuha.
f)Tahun 400 san banyak sekali pembunuhan para ulama dan orang shaleh33.
g)Tahun 564 Daulah Fatimiah mengubah kebijakan dengan mendirikan madrasah untuk mazhab Syafi'i dan Maliki serta mengalihkan dari syiah kepada sunnah yang saat itu kebanyakannya bermazhab Syafi'i dan Maliki, sedangkan mazhab syiah masih berjalan namun secara sembunyi-sembunyi34.

C. PENUTUP

Jika kita menelusuri sejarah tentang Daulah Fatimiah maka kita akan menemukan 2 pendapat yang berbeda dalam cara melihatnya, yang pertama di wakili oleh Syiah dan yang kedua oleh Sunnah, orang syi'i yakin daulah ini membawa keadilan dan kemakmuran sedangkan orang Sunni melihat daulah ini membawa petaka dan keburukan. Hal ini terlihat dengan dalam kedua kitab kelompok tersebut yang saling memuji dan mencaci, sebagai contoh penamaan daulah ini dimana kelompok syiah menyebut dengan nama Daulah Fatimiah sedangkan kelompok sunnah menamakan Daulah Ubaidiah sebab orang Sunni menganggap tidak saheh silsilah keturunan Ubaidillah Al Mahdi sebagi pendiri daulah tersebut.

Setelah kita menelusuri sejarah Dinasti Fatimiah mulai dari masa pendirinya Ubaidillah Al Mahdi sehingga masa Al Adhidh, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Ninasti Fatimiah ini merupakan dinasti pertama dalam Islam yang mengembangkan hal-hal yang baru dalam Islam35 seperti perayaan maulid Nabi Muhammad Saw, Maulid Ali, Hasan, Husen, juga perayaan nisfu sya'ban, israk mikraj, tahun baru, akhir tahun, perayaan Karbala dan sebagainya.

Masa ketika Dinasti Fatimiah berkuasa merupakan masa ditengah pesatnya berkembang berbagai aliran Kebathinan, Syiah dan Muktazilah, maka tidak heran jika saat itu umat Islam terpecah belah dan dengan beraninya membuat daulah sendiri menurut pemikiran yang mereka yakini. Oleh itu lahirlah berbagai dinasti-dinasti kecil di timur dan di barat Baghdad sebagai mana penulis sebutkan pada pendahuluan dan yang paling merugikan umat Islam ketika itu adalah direbutnya Baitul Maqdis Kiblat pertama umat Islam oleh tentara Salib.

Setelah khilafah Abbasiah kembali berpegang pada Al Qur'an dan Sunnah serta mengikuti jejak Salafus Shaleh maka umat Islam kembali bangkit dan dapat menyatukan negeri-negeri yang sebelumnya memisahkan diri sekalipun tidak semuanya dapat disatukan sebagaimana sebelumnya berada di bawah satu khilafah. Hal ini membuktikan bahwa sejarah umat Islam akan jaya jika mereka berpegang teguh pada Al Qur'an dan As Sunnah, sejauh mana umat Islam berpegang pada keduanya sejauh itulah kejayaan akan mereka peroleh.

DAFTAR PUSTAKA

As Sayuthi, Tarikh Kulafa, Tahqiq Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, Cetakan Sa'adah Mesir: tahun 1952 M
Ali Muhammad Ash Shalabi, Dr, Daulah Fatimiah, http://slaaby.com/
Az Zahabi, Sirrun Nubala' Maktabah Syamilah, cetakan ke 2
Az Zahabi, Sirru Aklamin Nubala', Maktabah Syamilah, cetakan ke 2
Az Zahabi, Tarikhul Islam, Maktabah Syamilah, cetakan ke 2
Ibnu Asir, Al Kamil Fit Tarikh, Maktabah Syamilah, cetakan ke 2
Ibu Khaldun, Tarikh Ibu Khaldun, cetakan Bairut Lubnan, tanpa tahun.
Ibnu Katsir, Bidayah wan Nihayah, Cetakan Darul Ihya At Turas Al Arabi, tanpa tahun
Ibnu Jauzi, Al Muntazam, Darus Shadir Bairut, tahun 1358 H.
Ibnu Qaim Al Jauziah, Ighasul Lahfan, , Tahqiq Muhammad Hamid Al Faqi, Cetakan Darul Makrifah Bairut: tahun 1975 M.
Ibnu Thawus, An Nujum Adhahirah Fi Muluki Mirsa wal Qahirah, Maktabah Syamilah, cetakan ke 2
Mir'atur Jinan, Abu Muhammad Al Yamani Al Yafi'i, Maktabah Syamilah, cetakan ke 2
Maqrizi, Al Mawaizh wal Iktibar, Maktabah Syamilah, cetakan ke 2
Maqrizi, Ittiazhul Hunafa' bi Akhbaril A'immatil Fatimiyin, Tahqiq Jmaluddin Syial dan Muhammad Hilmi, Cetakan Al Majlisul Akla Lisy Syu'unil Islamiyah Kairo: tahun 1993.
Al Wafi Fil Wafiat, Maktabah Syamilah, cetakan ke 2

HASSAN AL BANNA DAN IKHWANUL MUSLIMIN

http://abatihawa.blogspot.com/

Oleh: Junaidi Ibrahim

A. Pendahuluan

Islam adalah satu sistem yang menyeluruh serta merangkumi semua aspek kehidupan. Ia adalah negara3 dan tanahair ataupun pemerintahan dan rakyat. Ia adalah akhlak dan kekuatan ataupun rahmat dan keadilan. Ia adalah kebudayaan dan undang-undang ataupun keilmuan dan kehakiman. Ia juga adalah materi dan harta benda ataupun kerja dan kekayaan. Ia adalah jihad dan dakwah ataupun ketenteraan dan fikrah. Sebagaimana juga ia adalah akidah yang lurus dan Ibadah yang benar, semuanya sama.

Itu adalah sekelumit pemahaman dan pemikiran Hasan Al Banna dalam mendefinisikan Islam, ini merupakan hal yang baru dalam dunia Islam yang dilakukan Hasan Al Banna dalam menterjemahkan Islam dalam kehidupan.

Pemikiran beliau sangat jauh berbeda dengan cara berfikir penguasa dunia Islam saat itu, dimana seruan agar mencontohi cara barat oleh Kamal Attaturk bertiup kencang dan tidak ada henti. bukan hanya itu, bahkan majalah-majalah dan surat khabar yang membuat propaganda dengan slogan 'Mesir adalah sebahagian dari Eropa' telah membanjiri pasaran. Para nasionalis mendesak pemerintahan Mesir agar kembali ke puncak kejayaan Firaun dan mencungkil adat-adat bangsa Mesir purba.

Melihat fenomena ini membuat Hassan al Banna merasa sedih, sebab sebahagian besar orang terhormat dan berpengaruh menyertai barisan modernis yang menyesatkan umat Islam. Dalam keadaan sedih dan pilu ini, beliau berusaha merapatkan diri dengan Sayyid Rashid Rida' serta murid-muridnya. Di sinilah titik permulaan berdirinya satu harakah Islam yang besar dan tersusun untuk menghancurkan Jahilliah Modern dengan segala pemikirannya. Beliau mulai mendidik orang-orang dengan penuh sabar tentang pentingnya Islam dalam kehidupan individual dan masyarakat4.

B. Pembahasan
1. Sejarah Singkat Hasan Al Banna (1906 M - 1949 M)

Hassan Al Banna lahir pada tahun 1906, di sebuah kota Mahmudiah Propinsi Buhairah di Mesir5, beliau dibesarkan dalam keluarga yang amat kuat berpegang pada Islam. Ayahnya seorang ulama yang sangat hebat dalam bidang keilmuan dan ketaqwaan. Kerjanya memperbaiki jam, pekerjaan inilah yang menjadi sumber rezeki bagi menghidupi keluarganya. Masa kerjanya pada waktu malam. Pada siang harinya menjadi Imam di sebuah masjid di kampungnya, disinilah ayahnya mengajar prinsip-prinsip Islam dan berdakwah. Diantara karyanya kitab Tafsir Musnad Imam Ahmad Ibn. Hambal.

Hassan Al Banna berguru pada ayahnya sehingga bisa menghafal Qur'an 30 juz. Pada usia remaja, ayahnya mengizinkan menggunakan kitab-kitab simpanan ayahnya untuk dibaca.hingga akhirnya Hassan Al Banna dapat memahami Islam dan bahasa Arab dengan baik. Semangat perjuangan Islam dan sifat kepimpinan telah mulai nampak pada umur yang masih muda.

Pada usia 16 tahun, ayahnya menghantarkannya ke Darul Ulum, sebuah pusat latihan perguruan di Kairo. Ketika sampai di sana beliau terkejut melihat kerusakan moral orang-orang Islam di kota Kairo. Pada tahun 1927, di usia 21 tahun Hassan Al Banna lulus dan meninggalkan Darul Ulum, Beliau adalah pelajar yang pintar dan mendapat tempat pertama dalam kelasnya. Kemudian setelah beberapa bulan beliau mengajar di Ismailiah, di sebuah sekolah menengah pemerintahan, disitu beliau dengan rasmi mendirikan Harakah Islamiah "Al-Ikhwanul Muslimin." Beliau didukung para pengikut dan pelajar-pelajar yang setia.

Setelah harakah Ikhwanul Muslimin terkenal dan berpengaruh, rezim yang ada mulai menganggap harakah Islam itu sebagai sebuah subversif yang mengancam keamanan negara. Pada tahun 19486, pemerintahan Mesir tunduk pada Inggeris dan mengharamkan harakah Ikhwanul Muslimin. Maka setelah itu ribuan anggota Ikhwan dihumban ke dalam penjara serta harta benda mereka dirampas. Dua bulan kemudiannya Hassan Al Banna ditembak mati oleh seorang penembak yang tidak dikenal di jalan raya Kairo pada tanggal 12 februari 19497.

2. Sekilas Sejarah Berdiri Jama'ah Ikhwan Muslimin
a. sejarah Berdiri Ikhwanul Muslimin
Setelah runtuhnya khilafah Islamiyah di Turki yang di bubarkan oleh bapak sekuler Kamal Atarturk pada tahun 1924 M. dunia Islam hidup dalam kegelapan bagaikan anak ayam kehilangan induknya, maka bermunculan gerakan sekulerisme8 di setiap Negara Islam bagaikan jamur di musim hujan, tiada yang dapat menghentikannya, maka tampilah tokoh-tokoh masyarakat yang berkiblat ke barat.

Selepas Perang Dunia Pertama, golongan yang berkiblat ke barat bergerak sangat aktif mempromoikan pemahaman mereka di Mesir. Seiring dengan itu fahaman nasionalisme di dunia Islam mencapai puncaknya. Sementara Pergerakan Emanspasi Wanita semakin bertambah kuat, para wanita kelas atas Mesir memberontak; enggan memakai purdah. Mereka justru memakai fesyen ala Eropa, menghadiri temasya sosial yang bercampur bebas antara lelaki dan perempuan, baik secara tertutup ataupun terbuka. Mereka juga mendesak supaya wanita diberi hak yang setaraf dengan lelaki.

Para ulama tidak berdaya menahan serangan dari puak Modernis kecuali hanya sekedar melabelkan murtad pada mereka. Keadaan ditambah parah dengan para ulama jahat yang begitu mudah dipermainkan oleh pemerintah taghut. Kondisi seperti ini telah mengenapkan kecelaruan sebahagian umat Islam dalam kejahiliahan. Ulama Kairo saat itu jatuh ke lembah yang paling hina, kerena mereka menyetujui fatwa yang diberi oleh Rektor Universiti al Azhar bahwa Presiden Faruk layak untuk memerintah dan digelar Khalifatul Mu'min dengan alasan "Faruk merupakan seorang Islam yang datang dari keturunan Rasulullah Saw."9.

Hassan Al Banna dan para sahabatnya merasa gelisah mengenai situasi kritis ini, di dalam buku hariannya beliau mencatat: "Hanya Allah yang mengetahui berapa malam kita akan berbincang tentang kondisi negara dan hubungannya dengan kehidupan rakyat. dan pengaruhnya terhadap masyarakat kelas bawah serta cara penyelesaiannya? Kami diskusi hal tersebut dengan penuh perhatian sehingga meneteskan airmata". Dalam buku tersebut, Hassan Al Banna mengakui bahwa keputusannya mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin merupakan manifestasi dari sikap beliau dan sahabat yang anti terhadap kejahilan Ummat Islam. Beliau menganggap bahwa masjid dan khutbah saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah penyakit umat ini.

Pada tahun 1928 Ikhwanul Muslimin resmi didirikan dengan tujuan untuk menyelesaikan nasib malang yang menimpa umat Islam saat itu. Hasan Al Banna jauh berbeda dengan tokoh Islam lainnya seperti Jamaluddin Al-Afghani, Sheikh Muhammad Abduh dan Sayyid Rashid Ridha', mereka lebih mengutamakan penulisan dan dakwah billisan dalam kiprahnya. Ini disebabkan Harakah Islam yang dipimpin Hasan Al Banna sangat syumul dan komplit sehingga menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti ibadah, akidah, mu'amalah, akhlah, politik, kebudayaan, ekonomi, social, olah raga dan sebagainya10.

Hassan Al Banna mulai mengunjungi kedai kopi untuk melakukan dakwah secara halus, tausiah beliau ini mulai menusuk hati para pendengar dan cukup untuk menyadarkan orang yang khilaf. Beginilah cara beliau berdakwah dan mentarbiyah masyarakat hingga larut malam.

Pada musim liburan di musim panas, beliau menjelajah seluruh Mesir dengan jalan kaki atau naik kereta api buruk kelas tiga yang penuh sesak. Beliau tidak melalui sebuah kampung dan kota melainkan berhenti dan bermalam di situ, guna menyampaikan dakwah Islam kepada orang kampung di masjid-masjid dan di rumah-rumah. Beliau sangat bersemangat dalam menyampaikan dakwah sehingga menyentuh hati mereka yang mendengarkannya, mulai dari buruh rendah dan kasar hingga para ulama yang mulia mengelilinginya untuk mendengar dakwahnya yang berapi-api.

Pada tahun 1933, kantor Ikhwanul Muslimin dipindahkan dari Ismailiah ke Kairo11. Dalam masa tiga tahun di sana, Harakah Ikhwanul Muslimin membuat penekanan yang berat dalam mendidik umat islam supaya menghayati islam, yaitu melalui cara menggerakkan masjid-masjid, mendirikan sekolah-sekolah dan pusat-pusat kebajikan di seluruh Mesir. Begitulah Hasan Al Banna membuat gebrakan baru yang belum di buat oleh para ulama besar di Al Azhar saat itu.

Kota Kairo saat itu berkiblat ke Eropa. Umat Islam malu untuk sembahyang tempat umum. Murid-murid di sekolah belajar membenci apa saja perkara yang berkaitan dengan Islam. Di kota besar inilah Hassan Al Banna berhasil mengajak ratusan pelajar didikan Barat kembali mencintai Islam dan menjadi muridnya yang gigih berjuang.

Jama'ah Ikhwanul Muslimun bercita-cita untuk menjalankan tanggung jawabnya ke seluruh Mesir. tujuananya ialah menggantikan masyarakat Mesir secara menyeluruh kepada masyarakat yang berlandaskan Syariah Islam.

b. Ikhwanul Muslimin Menasehati Pemerintah
Pada tahun 1936, kegiatan Ikhwanul Muslimin mulai diperhatikan oleh pemerintah. Hassan Al Banna telah mengutus sepucuk surat kepada raja Faruk dan menteri-menterinya, menyeru mereka untuk menggantikan undang-undang Barat dan menjalankan undang-undang Islam. Beliau juga meminta pemimpin pemerintah menunjukkan contoh yang baik kepada Umat Islam di Mesir dengan cara:
1)Mengharamkan pergaulan bebas antara perempuan dan lelaki,
2)Mengharamkan meminum arak di upacara-upacara rasmi,
3)Janganlah mereka berjudi khususnya di tempat-tempat judi,
4)Mereka hendaklah berhenti dari berjudi lumba kuda,
5)Mereka hendaklah berhenti dari bersuka-suka di kelab-kelab malam dan panggung hiburan,
6)Mereka hendaklah berhenti dari memperlihatkan tubuh anak-anak dan isteri-isteri mereka dalam surat khabar,
7)Mereka hendaklah mendirikan shalat,
8)Mereka hendaklah berbicara Bahasa Arab, menggantikan percakapan Inggeris dan Perancis,
9)Mereka hendaklah berhenti dari menggunakan pengasuh Inggeris untuk menjaga anak-anak mereka dan
10)Mereka hendaklah berhenti dari menghantar anak mereka ke sekolah asing yang membahayakan akidah.

Dari semua aspek kegiatan, Hassan Al Banna cukup menekankan masalah mendidik generasi muda di Mesir. Berulang kali Hassan Al Banna mendesak kerajaan untuk menyusun kembali kurikulum sekolah-sekolah yang ada berdasarkan Islam. Mengharamkan sistem pendidikan campuran antara lelaki dan perempuan, Pelajaran sains juga mestilah dibersihkan dari paham materialistik.

c. Penangkapan Ikhwanul Muslimin
Pada Desember 1954 Presiden Gamal Abdul Nasser menjadi sasaran pembunuhan tapi gagal, ini menjadi alasan yang ditunggu-tunggu oleh pemerintah Mesir untuk menghancurkan Ikhwan Muslimin. Maka Ikhwan dituduh melakukan penembakan tersebut walaupun Ikhwan berkali-kali menafikannya. Ribuan anggota Ikhwan telah ditangkap, dipenjara dan 6 orang telah digantung hingga mati. Sementara protes dari dunia Islam pada peristiwa ini tidak dilayaninya sama sekali.

Pada tahun 1961, Ikhwanul Muslimin difitnah sekali lagi sebagai penyebab kegagalan dan kemunduran negara. Akhirnya Presiden Nassir telah membuat satu komite Khusus untuk menghapus pengaruh gerakan Ikhwanul Muslimin' dari Mesir. Beliau mengusulkan supaya digunakan kekuatan undang-undang dan militer untuk menghancurkan Harakah Islam ini. Sebahagian usulan yang dibentangkan oleh komite Khusus itu disiarkan dalam An-Nadwa12

Akibat dari polis ini, ribuan Ikhwan termasuk Muslimat ditangkap dengan tidak diberi kesempatan membela diri di mahkamah. Hassan Ismail Hudaybi, seorang hakim dan ulama terkenal yang menggantikan Hassan Al Banna sebagai Ketua Ikhwan juga disiksa walaupun umurnya sudah tua dan uzur. Pada 29. Ogos, 1966 tiga orang pemimpin Ikhwan telah dihukum mati. Yang paling terkenal di antara tiga itu ialah Ash-Syaheed Sayyid Qutb yang juga seorang ulama dan penulis terkenal di dunia Arab13. Adiknya Muhammad Qutb yang juga seorang penulis yang terkenal, dua orang adik perempuannya, Aminah dan Hamidah Qutb pun turut dikurung dalam penjara bertahun-tahun lamanya.

3. Karakter Ikhwanul Muslimin
a. Organisasi dan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin merupakan satu-satunya harakah Islamiyah yang terorganisir dengan rapi, dimana para pengikutnya dikelompokkan dalam tingkatan dan tahapan tertentu dengan spealisasi masing-masing, maka terdapat anggota tingkat pertama, kedua dan seterusnya. Seseorang tidak dinaikkan tingkat sebelum dinilai layak atau tidak layak. Setiap anggota membuat bai'ah atau sumpah setia.

Para anggota di beri tarbiyah agar menghafal Qur'an, setia pada shalat berjama'ah, mempelajari Al Qur'an, Hadith serta ilmu syariah lainya. Mereka diajar menggunakan bermacam-macam senjata dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Pada akhir tarbiyah mereka akan di saring untuk melayakkan mereka ketahap selanjutnya, hal ini berjalan secara alami tanpa ada hal-hal yang memberatkan anggotanya.

Dinatara hal yang sering dilakukan adalah tarbiyah mingguan, bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan dan tahunan. Dalam tarbiyah mingguan disebut jilsah, bulanan disebut katibah, 3 bulanan disebut mukhaiyam, 6 bulanan disebut muaskar dan tahunan disebut mukatamaratdan musabaqat.

Hassan Al Banna berpendapat bahwa tarbiyah sesebuah harakah itu mestilah mendapat dukungan masyarakat yang kuat sebelum dapat menggantikan pemerintahan yang zalim yang masih ada. Al Ikhwan berpendapat bahwa kekuatan bersenjata hanya perlu digunakan apabila semua cara yang lain gagal. Beliau juga menafikan bahawa Ikhwan mau melakukan Revolusi bunuh diri. Bahkan mengatakan langkah tersebut tidak memberi penguruh yang positif14.

b. Konsep Pembentukan Jama'ah Ikhwanul Muslimin
1)Pembentukan pribadi muslim
2)Pembentukan Keluarga Muslim
3)Pembentukan Masyarakat Muslim
4)Pembentukan Negara Muslim serta penyatuan Muslim Dunia15

c. Manhaj Dakwah Ikhwanul Muslimin
Konsep dakwah Ikhwanul Muslimin adalah persaudaran dibawah sistem tanzim, saling melengkapi, jauh dari perselisihan fiqh, jauh dari intervensi penguasa, bertahap dalam melangkah, dakwah rabbaniyah, dakwah secara global16 dan sebagainya. Manhaj Ikhwanul Muslimin banyak mengadopsi semua nilai positif dari manhaj dakwah salafiah, tariqat sunniah, hakikat sufiah17, siasah syar'iah, nadi riadhah, al buhus ilmiah, syikah iqtisadiah, fikrah ijtimaiah18.

d. Sepuluh Unsur Tetap Dakwah
1)Nama jamaah sebagai fikrah, sejarah dan lambang kesetiaan.
2)Amal jamaie ialah wasilah kita.
3)Tarbiyah dan menjauhi kekerasan adalah jalan kita.
4)Usrah adalah pilar tarbiyah kita
5)Risalah Taalim, Sepuluh Rukun khususnya Usul 20 dan Risalah Aqaid19 merupakan asas dan sumber pelajaran kita.
6)Syumul dan umum ialah asas pandangan dan fahaman kita yang menyeluruh.
7)Syura yang mulzim pemutus perselisihan antara kita.
8)Menghormati sistem dan peraturan ialah akhlak baiah20 kita.
9)Pilihan fiqhiah ialah huk jamaah menentukannya
10)Allah ialah matlamat dalam semua unsur tetap dan berubah, dalam setiap perkataan dan perbuatan kita21.

e. Jihad Ikhwanul Muslimin
Di antara ciri yang menonjol dalam Harakah Ikhwanul Muslimin adalah penekanannya yang terus-menerus terhadap Jihad. Namun Jihad yang diajar oleh Ikhwan ialah Jihad yang dipahami oleh semua orang Islam iaitu Jihad yang sesungguhnya, bukannya konsep Jihad yang direka oleh Puak Modernis. Ikhwan menganggap bahwa ibadah dan amal shaleh orang Islam sia-sia jika ia tidak bersedia untuk mengorbankan nyawanya demi untuk mempertahankan Agama Islamnya.

Harakah Ikhwanul Muslimin berkali-kali mengajak masyarakat supaya berjihad menumpas penjajahan British dan mengusir mereka dari Mesir untuk selama-lamanya. Hassan Al Banna sangat tegas dalam hal ini, beliau tidak mempercayai sedikitpun pendapat yang mengatakan bahwa masalah penjajahan ini dapat diselesaikan melalui dialog dan mesyawarah. Banyak pasukan relawan Ikhwan Muslimin ketika peperangan melawan Yahudi di Palestina pada tahun 194822. Hassan Al Banna menyeru semua negara Islam meninggalkan PBB dan berjihad melawan Yahudi.

Hasan Al Banna berkata: "Kami mengajak kalian pada Islam, ajaran Islam, undang-undang Islam dan petunjuk Islam. Kalau ini kalian anggap politik maka inilah politik yang kami perjuangkan". Beliau dan pengikutnya berkeyakinan bahwa tiada satu pun partai politik Mesir yang wujud di zaman Raja Faruk benar-benar ingin melaksanakan undang-undang Islam atau cinta pada Islam. Oleh karena itu beliau mendesak pemerintah supaya membubarkan semua partai politik, Sistem Parlimen karena ini semua tidak menghasilkan apapun untuk Islam melainkan keruntuhan moral dan perebutan kekuasaan23.

4. Media Massa Ikhwanul Muslimin
Selain itu Ikhwan juga sangat aktif dalam bidang penerbitan surat kabar24, majalah, tabloid baik bulanan atau mingguan dan sebagainya. Hampir semua terbitan Ikhwan laris di pasaran, mungkin hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
1)Menerangkan Islam sebagai cara hidup yang paling mulia yang disampaikan dengan cara yang paling sesuai untuk zaman moden.
2)Mematahkan serangan-serangan pemikiran yang ditujukan pada Agama Islam.
3)Mendamaikan perselisihan pendapat diantara Mazhab-mazhab Islam demi untuk persatuan Umat Islam.

Tulisan Hassan Al Banna dikeluarkan tiap-tiap hari dalam koran Ikhwan. Tulisannya dengan ayat-ayat Qur'an, Hadith dan syair-syair Arab Klasik amat memikat hati para pembaca. Melalui risalah-risalah dan riwayat hidup Hassan al Banna.

5. Kritikan Terhadap Pemikiran Hasan Al Banna
a. Ikhwanul Muslimin membuat Bi'ah Besar
Golongan yang paling gencar mengkritik Hasan Al Banna dan Ikhwanul Muslimin adalah golongan salafi, kerena menurut mereka Hasan Al Banna telah membuat bid'ah besar dalam agama Islam. Golongan ini mengkritik dalam semua lini pergerakan Hasan Al Banna termasuk Kritikan mengenai maksurat25:

Kritikan bagi Hasan Al Banna mestilah disikapi dengan bijak sebelum dijawab dengan baik sebab sebagian kritikan itu tidak perlu dijawab, hal ini terungkap melalui kata-katanya: "akhi, berbantahan merupakan satu bentuk tantangan yang akan memancing sikap lebih keras dari yang dibantah. walaupun ia menyadari bahwa ia salah, tapi bantahan tersebut akan membuatnya bersikukuh pada kesalahannya. ketahuilah, akhi, si fulan itu telah terpengaruh oleh sebuah kondisi yang memaksanya berpikir seperti itu. dan aku melihat, tujuannya menulis artikel itu bukanlah untuk mengungkapkan apa yang menjadi keyakinannya. melainkan sekedar mencari perhatian dengan cara menghalalkan segala cara"26.

b. Ikhwanul Muslimin Merupakan Jama'ah Sesat
Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir oleh Hasan Al Banna dituduh sesat termasuk tokoh tokohnya seperti Said Hawwa, Sayyid Quthub, Muhammad Al Ghazali, Umar Tilimsani, Musthafa As Siba'i, dan sebagainya. Harakah ini kononnya juga banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jamaludin Al Afghani, seorang penganut Syi'ah,. Beliau kerap mengajak kpada pendekatan Sunni-Syiah, bahkan juga mengajak kepada persatuan antar agama, Lihat Dakwah Ikhwanul Muslimin fi Mizanil Islam Oleh Farid bin Ahmad bin Manshur halaman 3627. Diantara tulisan dalam buku tersebut adalah menuduh Ikhwanul Muslimin melakukan hal-hal seperti berikut:
1)Tidak Memperhatikan Masalah Aqidah Dengan Benar
2)Menghidupkan Bid'ah
3)Ta'ashshub Terhadap Pendapat Ulamanya sahaja
4)Menggunakan Manhaj Dakwah sufiah Yang Melenceng Dari Syari'ah
5)Mendahulukan Urusan Politik Daripada Syari'at28

C. Penutup
Pada akhir Perang Dunia Pertama, pengaruh Ikhwan sangat besar di seluruh Mesir sehingga harakah itu bisa disebut sebagai pemerintahan dalam pemerintahan. Hampir tidak dijumpai kampung atau kota yang ada di Mesir melainkan terdapat cabang Ikhwanul Muslimin. Fikrah harakah ini telah tersebar ke sekolah-sekolah, masjid-masjid dan pusat-pusat kebajikan seluruh Mesir. Majalah, risalah, surat khabar dan buku-buku mereka tersebar luas.

Bukan hanya itu pengaruh Ikhwanul Muslimin tersebar luas hingga di luar negara Mesir. Maka pemuda-pemuda di negara-negara Islam mulai membuka Cabang Ikhwanul Muslimin di Syria, Lubanon, Yordania, Palestina, Maroko, Iraq dan Sudan. Bahkan kini Ikhwanul Muslimin telah tumbuh dengan suburnya di Indonesia, Malaysia dan di seluruh dunia.

Pengaruh Ikhwanul Muslimin di seluruh dunia kini mulai dirasakan getarannya, kini para aktivisnya ingin mewujudkan secara nyata konsep dasar Ikhwanul Muslimin didirikan. tujuan didirikan Ikhwanul Muslimin adalah untuk membangun masyarakat dan negara Islam yang menjalankan undang-undang Islam. Hassan Al Banna berkata: "Kita tidak akan berdiam diri dan merasa senang atau berhenti selagi Qur'an belum benar-benar menjadi perlembagaan negara. Kita akan hidup untuk mencapai tujuan ini atau mati karenanya"29.

Demikianlah sekelumit pemikiran Hasan Al Banna beserta kiprahnya dalam dunia Islam Moderen, pemikirannya telah menjalar kemana-mana sehingga sangat ditakuti oleh musuh Islam. Hasan Al Banna telah melahir banyak ulama dan pemikir seperti Dr Yusuf Qaradhawi, Sayid Sabiq dan banyak lagi, kini Ikhwan hadir dalam satu khazanah baru pergerakan dan keilmuan yang membawa arus modernisasi keislaman.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Al Aqil, Min aklamil Harakah wa Dakah, cetakan maktabah Al Manar Mesir 2001
Amin Abdul Aziz, Fahmul Islam fi Zhilalil Usul Isyrin, cetakan Darud Dakwah Mesir 1999,
Awang, Pustaka Aman Press Sdn. Bhd. Malaysia
Fathi Yakan, Suka Duka Gerakan Islam Dunia Arab, Konsis Media Malaysia
Hasan Al Banna, 20 dasar Dasar Pegangan Seorang Muslim, Konsis Media, Malaysia
Hasan Al Banna, Allah fil Aqidah Islamiyah, Alihbahasa Oleh: Al-Ustaz Haji Fauzi Haji Hasan Al Banna, Majmua'ah rasail, cetakan Darut tauzik Mesir 1992
Husen bin Muhsin, Ath Thariqu Ila Jama'atil Muslimin, Cetakan darul Wafak Mesir 2002
Hafizrahman, Zainab Al Ghazali, Rakan Masjid UTP Malaysia, 2007
Ikhwanul Muslimin, Syeikh Jasim Muhalhil
Jamal Al Banna, Din wa Ummah wa laisa Din wa Daulah, cetakan Darul Fikril Islami Mesir.
Jumaah Amin, Dr, Method Pemikiran Hassan Al-Banna, Konsis Media, Malaysia
Majalah Al Furqon / Tahun VI Edisi 6 / Muharrom 1428H
Muhammad Makmun Hudhaibi, Al Ikhwanul Muslimun 60 qadhiah sakhinah, cetakan darut Tauzik 1999
Muhammad Abdul Halim Hamid, Miah Mawaqif min hayatil Mursyidin li Jama'atil Ikhwanil Muslimin, Cetakan Darut Tauzik 2002
Rauf Syilba, Dr, Syaeikh Hasan Al Banna wa Madrasatul Ikhwanul Muslimun, cetakan Darul Yusuf Qaradawi, Dr, 70 tahun Ikhwanul Muslimin, cetakan maktabah Wahbah 1999
Taufiq Al wa'I, Dr, Ikhwanul Muslimin kubra Harakatil Islamiah, cetakan maktabah Al Manar Mesir 2001
sepenggal kenangan bersama ustadz. Hasan Al Banna http://perisaidakwah.com, sunday, 12 agusut 2007
http://assunnah.cjb.net, Tgl 24 Desember 2007.

HASSAN AL BANNA DAN IKHWANUL MUSLIMIN

Oleh: Junaidi Ibrahim

A. Pendahuluan

Islam adalah satu sistem yang menyeluruh serta merangkumi semua aspek kehidupan. Ia adalah negara3 dan tanahair ataupun pemerintahan dan rakyat. Ia adalah akhlak dan kekuatan ataupun rahmat dan keadilan. Ia adalah kebudayaan dan undang-undang ataupun keilmuan dan kehakiman. Ia juga adalah materi dan harta benda ataupun kerja dan kekayaan. Ia adalah jihad dan dakwah ataupun ketenteraan dan fikrah. Sebagaimana juga ia adalah akidah yang lurus dan Ibadah yang benar, semuanya sama.

Itu adalah sekelumit pemahaman dan pemikiran Hasan Al Banna dalam mendefinisikan Islam, ini merupakan hal yang baru dalam dunia Islam yang dilakukan Hasan Al Banna dalam menterjemahkan Islam dalam kehidupan.

Pemikiran beliau sangat jauh berbeda dengan cara berfikir penguasa dunia Islam saat itu, dimana seruan agar mencontohi cara barat oleh Kamal Attaturk bertiup kencang dan tidak ada henti. bukan hanya itu, bahkan majalah-majalah dan surat khabar yang membuat propaganda dengan slogan 'Mesir adalah sebahagian dari Eropa' telah membanjiri pasaran. Para nasionalis mendesak pemerintahan Mesir agar kembali ke puncak kejayaan Firaun dan mencungkil adat-adat bangsa Mesir purba.

Melihat fenomena ini membuat Hassan al Banna merasa sedih, sebab sebahagian besar orang terhormat dan berpengaruh menyertai barisan modernis yang menyesatkan umat Islam. Dalam keadaan sedih dan pilu ini, beliau berusaha merapatkan diri dengan Sayyid Rashid Rida' serta murid-muridnya. Di sinilah titik permulaan berdirinya satu harakah Islam yang besar dan tersusun untuk menghancurkan Jahilliah Modern dengan segala pemikirannya. Beliau mulai mendidik orang-orang dengan penuh sabar tentang pentingnya Islam dalam kehidupan individual dan masyarakat4.

B. Pembahasan
1. Sejarah Singkat Hasan Al Banna (1906 M - 1949 M)

Hassan Al Banna lahir pada tahun 1906, di sebuah kota Mahmudiah Propinsi Buhairah di Mesir5, beliau dibesarkan dalam keluarga yang amat kuat berpegang pada Islam. Ayahnya seorang ulama yang sangat hebat dalam bidang keilmuan dan ketaqwaan. Kerjanya memperbaiki jam, pekerjaan inilah yang menjadi sumber rezeki bagi menghidupi keluarganya. Masa kerjanya pada waktu malam. Pada siang harinya menjadi Imam di sebuah masjid di kampungnya, disinilah ayahnya mengajar prinsip-prinsip Islam dan berdakwah. Diantara karyanya kitab Tafsir Musnad Imam Ahmad Ibn. Hambal.

Hassan Al Banna berguru pada ayahnya sehingga bisa menghafal Qur'an 30 juz. Pada usia remaja, ayahnya mengizinkan menggunakan kitab-kitab simpanan ayahnya untuk dibaca.hingga akhirnya Hassan Al Banna dapat memahami Islam dan bahasa Arab dengan baik. Semangat perjuangan Islam dan sifat kepimpinan telah mulai nampak pada umur yang masih muda.

Pada usia 16 tahun, ayahnya menghantarkannya ke Darul Ulum, sebuah pusat latihan perguruan di Kairo. Ketika sampai di sana beliau terkejut melihat kerusakan moral orang-orang Islam di kota Kairo. Pada tahun 1927, di usia 21 tahun Hassan Al Banna lulus dan meninggalkan Darul Ulum, Beliau adalah pelajar yang pintar dan mendapat tempat pertama dalam kelasnya. Kemudian setelah beberapa bulan beliau mengajar di Ismailiah, di sebuah sekolah menengah pemerintahan, disitu beliau dengan rasmi mendirikan Harakah Islamiah "Al-Ikhwanul Muslimin." Beliau didukung para pengikut dan pelajar-pelajar yang setia.

Setelah harakah Ikhwanul Muslimin terkenal dan berpengaruh, rezim yang ada mulai menganggap harakah Islam itu sebagai sebuah subversif yang mengancam keamanan negara. Pada tahun 19486, pemerintahan Mesir tunduk pada Inggeris dan mengharamkan harakah Ikhwanul Muslimin. Maka setelah itu ribuan anggota Ikhwan dihumban ke dalam penjara serta harta benda mereka dirampas. Dua bulan kemudiannya Hassan Al Banna ditembak mati oleh seorang penembak yang tidak dikenal di jalan raya Kairo pada tanggal 12 februari 19497.

2. Sekilas Sejarah Berdiri Jama'ah Ikhwan Muslimin
a. sejarah Berdiri Ikhwanul Muslimin
Setelah runtuhnya khilafah Islamiyah di Turki yang di bubarkan oleh bapak sekuler Kamal Atarturk pada tahun 1924 M. dunia Islam hidup dalam kegelapan bagaikan anak ayam kehilangan induknya, maka bermunculan gerakan sekulerisme8 di setiap Negara Islam bagaikan jamur di musim hujan, tiada yang dapat menghentikannya, maka tampilah tokoh-tokoh masyarakat yang berkiblat ke barat.

Selepas Perang Dunia Pertama, golongan yang berkiblat ke barat bergerak sangat aktif mempromoikan pemahaman mereka di Mesir. Seiring dengan itu fahaman nasionalisme di dunia Islam mencapai puncaknya. Sementara Pergerakan Emanspasi Wanita semakin bertambah kuat, para wanita kelas atas Mesir memberontak; enggan memakai purdah. Mereka justru memakai fesyen ala Eropa, menghadiri temasya sosial yang bercampur bebas antara lelaki dan perempuan, baik secara tertutup ataupun terbuka. Mereka juga mendesak supaya wanita diberi hak yang setaraf dengan lelaki.

Para ulama tidak berdaya menahan serangan dari puak Modernis kecuali hanya sekedar melabelkan murtad pada mereka. Keadaan ditambah parah dengan para ulama jahat yang begitu mudah dipermainkan oleh pemerintah taghut. Kondisi seperti ini telah mengenapkan kecelaruan sebahagian umat Islam dalam kejahiliahan. Ulama Kairo saat itu jatuh ke lembah yang paling hina, kerena mereka menyetujui fatwa yang diberi oleh Rektor Universiti al Azhar bahwa Presiden Faruk layak untuk memerintah dan digelar Khalifatul Mu'min dengan alasan "Faruk merupakan seorang Islam yang datang dari keturunan Rasulullah Saw."9.

Hassan Al Banna dan para sahabatnya merasa gelisah mengenai situasi kritis ini, di dalam buku hariannya beliau mencatat: "Hanya Allah yang mengetahui berapa malam kita akan berbincang tentang kondisi negara dan hubungannya dengan kehidupan rakyat. dan pengaruhnya terhadap masyarakat kelas bawah serta cara penyelesaiannya? Kami diskusi hal tersebut dengan penuh perhatian sehingga meneteskan airmata". Dalam buku tersebut, Hassan Al Banna mengakui bahwa keputusannya mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin merupakan manifestasi dari sikap beliau dan sahabat yang anti terhadap kejahilan Ummat Islam. Beliau menganggap bahwa masjid dan khutbah saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah penyakit umat ini.

Pada tahun 1928 Ikhwanul Muslimin resmi didirikan dengan tujuan untuk menyelesaikan nasib malang yang menimpa umat Islam saat itu. Hasan Al Banna jauh berbeda dengan tokoh Islam lainnya seperti Jamaluddin Al-Afghani, Sheikh Muhammad Abduh dan Sayyid Rashid Ridha', mereka lebih mengutamakan penulisan dan dakwah billisan dalam kiprahnya. Ini disebabkan Harakah Islam yang dipimpin Hasan Al Banna sangat syumul dan komplit sehingga menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti ibadah, akidah, mu'amalah, akhlah, politik, kebudayaan, ekonomi, social, olah raga dan sebagainya10.

Hassan Al Banna mulai mengunjungi kedai kopi untuk melakukan dakwah secara halus, tausiah beliau ini mulai menusuk hati para pendengar dan cukup untuk menyadarkan orang yang khilaf. Beginilah cara beliau berdakwah dan mentarbiyah masyarakat hingga larut malam.

Pada musim liburan di musim panas, beliau menjelajah seluruh Mesir dengan jalan kaki atau naik kereta api buruk kelas tiga yang penuh sesak. Beliau tidak melalui sebuah kampung dan kota melainkan berhenti dan bermalam di situ, guna menyampaikan dakwah Islam kepada orang kampung di masjid-masjid dan di rumah-rumah. Beliau sangat bersemangat dalam menyampaikan dakwah sehingga menyentuh hati mereka yang mendengarkannya, mulai dari buruh rendah dan kasar hingga para ulama yang mulia mengelilinginya untuk mendengar dakwahnya yang berapi-api.

Pada tahun 1933, kantor Ikhwanul Muslimin dipindahkan dari Ismailiah ke Kairo11. Dalam masa tiga tahun di sana, Harakah Ikhwanul Muslimin membuat penekanan yang berat dalam mendidik umat islam supaya menghayati islam, yaitu melalui cara menggerakkan masjid-masjid, mendirikan sekolah-sekolah dan pusat-pusat kebajikan di seluruh Mesir. Begitulah Hasan Al Banna membuat gebrakan baru yang belum di buat oleh para ulama besar di Al Azhar saat itu.

Kota Kairo saat itu berkiblat ke Eropa. Umat Islam malu untuk sembahyang tempat umum. Murid-murid di sekolah belajar membenci apa saja perkara yang berkaitan dengan Islam. Di kota besar inilah Hassan Al Banna berhasil mengajak ratusan pelajar didikan Barat kembali mencintai Islam dan menjadi muridnya yang gigih berjuang.

Jama'ah Ikhwanul Muslimun bercita-cita untuk menjalankan tanggung jawabnya ke seluruh Mesir. tujuananya ialah menggantikan masyarakat Mesir secara menyeluruh kepada masyarakat yang berlandaskan Syariah Islam.

b. Ikhwanul Muslimin Menasehati Pemerintah
Pada tahun 1936, kegiatan Ikhwanul Muslimin mulai diperhatikan oleh pemerintah. Hassan Al Banna telah mengutus sepucuk surat kepada raja Faruk dan menteri-menterinya, menyeru mereka untuk menggantikan undang-undang Barat dan menjalankan undang-undang Islam. Beliau juga meminta pemimpin pemerintah menunjukkan contoh yang baik kepada Umat Islam di Mesir dengan cara:
1)Mengharamkan pergaulan bebas antara perempuan dan lelaki,
2)Mengharamkan meminum arak di upacara-upacara rasmi,
3)Janganlah mereka berjudi khususnya di tempat-tempat judi,
4)Mereka hendaklah berhenti dari berjudi lumba kuda,
5)Mereka hendaklah berhenti dari bersuka-suka di kelab-kelab malam dan panggung hiburan,
6)Mereka hendaklah berhenti dari memperlihatkan tubuh anak-anak dan isteri-isteri mereka dalam surat khabar,
7)Mereka hendaklah mendirikan shalat,
8)Mereka hendaklah berbicara Bahasa Arab, menggantikan percakapan Inggeris dan Perancis,
9)Mereka hendaklah berhenti dari menggunakan pengasuh Inggeris untuk menjaga anak-anak mereka dan
10)Mereka hendaklah berhenti dari menghantar anak mereka ke sekolah asing yang membahayakan akidah.

Dari semua aspek kegiatan, Hassan Al Banna cukup menekankan masalah mendidik generasi muda di Mesir. Berulang kali Hassan Al Banna mendesak kerajaan untuk menyusun kembali kurikulum sekolah-sekolah yang ada berdasarkan Islam. Mengharamkan sistem pendidikan campuran antara lelaki dan perempuan, Pelajaran sains juga mestilah dibersihkan dari paham materialistik.

c. Penangkapan Ikhwanul Muslimin
Pada Desember 1954 Presiden Gamal Abdul Nasser menjadi sasaran pembunuhan tapi gagal, ini menjadi alasan yang ditunggu-tunggu oleh pemerintah Mesir untuk menghancurkan Ikhwan Muslimin. Maka Ikhwan dituduh melakukan penembakan tersebut walaupun Ikhwan berkali-kali menafikannya. Ribuan anggota Ikhwan telah ditangkap, dipenjara dan 6 orang telah digantung hingga mati. Sementara protes dari dunia Islam pada peristiwa ini tidak dilayaninya sama sekali.

Pada tahun 1961, Ikhwanul Muslimin difitnah sekali lagi sebagai penyebab kegagalan dan kemunduran negara. Akhirnya Presiden Nassir telah membuat satu komite Khusus untuk menghapus pengaruh gerakan Ikhwanul Muslimin' dari Mesir. Beliau mengusulkan supaya digunakan kekuatan undang-undang dan militer untuk menghancurkan Harakah Islam ini. Sebahagian usulan yang dibentangkan oleh komite Khusus itu disiarkan dalam An-Nadwa12

Akibat dari polis ini, ribuan Ikhwan termasuk Muslimat ditangkap dengan tidak diberi kesempatan membela diri di mahkamah. Hassan Ismail Hudaybi, seorang hakim dan ulama terkenal yang menggantikan Hassan Al Banna sebagai Ketua Ikhwan juga disiksa walaupun umurnya sudah tua dan uzur. Pada 29. Ogos, 1966 tiga orang pemimpin Ikhwan telah dihukum mati. Yang paling terkenal di antara tiga itu ialah Ash-Syaheed Sayyid Qutb yang juga seorang ulama dan penulis terkenal di dunia Arab13. Adiknya Muhammad Qutb yang juga seorang penulis yang terkenal, dua orang adik perempuannya, Aminah dan Hamidah Qutb pun turut dikurung dalam penjara bertahun-tahun lamanya.

3. Karakter Ikhwanul Muslimin
a. Organisasi dan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin merupakan satu-satunya harakah Islamiyah yang terorganisir dengan rapi, dimana para pengikutnya dikelompokkan dalam tingkatan dan tahapan tertentu dengan spealisasi masing-masing, maka terdapat anggota tingkat pertama, kedua dan seterusnya. Seseorang tidak dinaikkan tingkat sebelum dinilai layak atau tidak layak. Setiap anggota membuat bai'ah atau sumpah setia.

Para anggota di beri tarbiyah agar menghafal Qur'an, setia pada shalat berjama'ah, mempelajari Al Qur'an, Hadith serta ilmu syariah lainya. Mereka diajar menggunakan bermacam-macam senjata dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Pada akhir tarbiyah mereka akan di saring untuk melayakkan mereka ketahap selanjutnya, hal ini berjalan secara alami tanpa ada hal-hal yang memberatkan anggotanya.

Dinatara hal yang sering dilakukan adalah tarbiyah mingguan, bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan dan tahunan. Dalam tarbiyah mingguan disebut jilsah, bulanan disebut katibah, 3 bulanan disebut mukhaiyam, 6 bulanan disebut muaskar dan tahunan disebut mukatamaratdan musabaqat.

Hassan Al Banna berpendapat bahwa tarbiyah sesebuah harakah itu mestilah mendapat dukungan masyarakat yang kuat sebelum dapat menggantikan pemerintahan yang zalim yang masih ada. Al Ikhwan berpendapat bahwa kekuatan bersenjata hanya perlu digunakan apabila semua cara yang lain gagal. Beliau juga menafikan bahawa Ikhwan mau melakukan Revolusi bunuh diri. Bahkan mengatakan langkah tersebut tidak memberi penguruh yang positif14.

b. Konsep Pembentukan Jama'ah Ikhwanul Muslimin
1)Pembentukan pribadi muslim
2)Pembentukan Keluarga Muslim
3)Pembentukan Masyarakat Muslim
4)Pembentukan Negara Muslim serta penyatuan Muslim Dunia15

c. Manhaj Dakwah Ikhwanul Muslimin
Konsep dakwah Ikhwanul Muslimin adalah persaudaran dibawah sistem tanzim, saling melengkapi, jauh dari perselisihan fiqh, jauh dari intervensi penguasa, bertahap dalam melangkah, dakwah rabbaniyah, dakwah secara global16 dan sebagainya. Manhaj Ikhwanul Muslimin banyak mengadopsi semua nilai positif dari manhaj dakwah salafiah, tariqat sunniah, hakikat sufiah17, siasah syar'iah, nadi riadhah, al buhus ilmiah, syikah iqtisadiah, fikrah ijtimaiah18.

d. Sepuluh Unsur Tetap Dakwah
1)Nama jamaah sebagai fikrah, sejarah dan lambang kesetiaan.
2)Amal jamaie ialah wasilah kita.
3)Tarbiyah dan menjauhi kekerasan adalah jalan kita.
4)Usrah adalah pilar tarbiyah kita
5)Risalah Taalim, Sepuluh Rukun khususnya Usul 20 dan Risalah Aqaid19 merupakan asas dan sumber pelajaran kita.
6)Syumul dan umum ialah asas pandangan dan fahaman kita yang menyeluruh.
7)Syura yang mulzim pemutus perselisihan antara kita.
8)Menghormati sistem dan peraturan ialah akhlak baiah20 kita.
9)Pilihan fiqhiah ialah huk jamaah menentukannya
10)Allah ialah matlamat dalam semua unsur tetap dan berubah, dalam setiap perkataan dan perbuatan kita21.

e. Jihad Ikhwanul Muslimin
Di antara ciri yang menonjol dalam Harakah Ikhwanul Muslimin adalah penekanannya yang terus-menerus terhadap Jihad. Namun Jihad yang diajar oleh Ikhwan ialah Jihad yang dipahami oleh semua orang Islam iaitu Jihad yang sesungguhnya, bukannya konsep Jihad yang direka oleh Puak Modernis. Ikhwan menganggap bahwa ibadah dan amal shaleh orang Islam sia-sia jika ia tidak bersedia untuk mengorbankan nyawanya demi untuk mempertahankan Agama Islamnya.

Harakah Ikhwanul Muslimin berkali-kali mengajak masyarakat supaya berjihad menumpas penjajahan British dan mengusir mereka dari Mesir untuk selama-lamanya. Hassan Al Banna sangat tegas dalam hal ini, beliau tidak mempercayai sedikitpun pendapat yang mengatakan bahwa masalah penjajahan ini dapat diselesaikan melalui dialog dan mesyawarah. Banyak pasukan relawan Ikhwan Muslimin ketika peperangan melawan Yahudi di Palestina pada tahun 194822. Hassan Al Banna menyeru semua negara Islam meninggalkan PBB dan berjihad melawan Yahudi.

Hasan Al Banna berkata: "Kami mengajak kalian pada Islam, ajaran Islam, undang-undang Islam dan petunjuk Islam. Kalau ini kalian anggap politik maka inilah politik yang kami perjuangkan". Beliau dan pengikutnya berkeyakinan bahwa tiada satu pun partai politik Mesir yang wujud di zaman Raja Faruk benar-benar ingin melaksanakan undang-undang Islam atau cinta pada Islam. Oleh karena itu beliau mendesak pemerintah supaya membubarkan semua partai politik, Sistem Parlimen karena ini semua tidak menghasilkan apapun untuk Islam melainkan keruntuhan moral dan perebutan kekuasaan23.

4. Media Massa Ikhwanul Muslimin
Selain itu Ikhwan juga sangat aktif dalam bidang penerbitan surat kabar24, majalah, tabloid baik bulanan atau mingguan dan sebagainya. Hampir semua terbitan Ikhwan laris di pasaran, mungkin hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
1)Menerangkan Islam sebagai cara hidup yang paling mulia yang disampaikan dengan cara yang paling sesuai untuk zaman moden.
2)Mematahkan serangan-serangan pemikiran yang ditujukan pada Agama Islam.
3)Mendamaikan perselisihan pendapat diantara Mazhab-mazhab Islam demi untuk persatuan Umat Islam.

Tulisan Hassan Al Banna dikeluarkan tiap-tiap hari dalam koran Ikhwan. Tulisannya dengan ayat-ayat Qur'an, Hadith dan syair-syair Arab Klasik amat memikat hati para pembaca. Melalui risalah-risalah dan riwayat hidup Hassan al Banna.

5. Kritikan Terhadap Pemikiran Hasan Al Banna
a. Ikhwanul Muslimin membuat Bi'ah Besar
Golongan yang paling gencar mengkritik Hasan Al Banna dan Ikhwanul Muslimin adalah golongan salafi, kerena menurut mereka Hasan Al Banna telah membuat bid'ah besar dalam agama Islam. Golongan ini mengkritik dalam semua lini pergerakan Hasan Al Banna termasuk Kritikan mengenai maksurat25:

Kritikan bagi Hasan Al Banna mestilah disikapi dengan bijak sebelum dijawab dengan baik sebab sebagian kritikan itu tidak perlu dijawab, hal ini terungkap melalui kata-katanya: "akhi, berbantahan merupakan satu bentuk tantangan yang akan memancing sikap lebih keras dari yang dibantah. walaupun ia menyadari bahwa ia salah, tapi bantahan tersebut akan membuatnya bersikukuh pada kesalahannya. ketahuilah, akhi, si fulan itu telah terpengaruh oleh sebuah kondisi yang memaksanya berpikir seperti itu. dan aku melihat, tujuannya menulis artikel itu bukanlah untuk mengungkapkan apa yang menjadi keyakinannya. melainkan sekedar mencari perhatian dengan cara menghalalkan segala cara"26.

b. Ikhwanul Muslimin Merupakan Jama'ah Sesat
Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir oleh Hasan Al Banna dituduh sesat termasuk tokoh tokohnya seperti Said Hawwa, Sayyid Quthub, Muhammad Al Ghazali, Umar Tilimsani, Musthafa As Siba'i, dan sebagainya. Harakah ini kononnya juga banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jamaludin Al Afghani, seorang penganut Syi'ah,. Beliau kerap mengajak kpada pendekatan Sunni-Syiah, bahkan juga mengajak kepada persatuan antar agama, Lihat Dakwah Ikhwanul Muslimin fi Mizanil Islam Oleh Farid bin Ahmad bin Manshur halaman 3627. Diantara tulisan dalam buku tersebut adalah menuduh Ikhwanul Muslimin melakukan hal-hal seperti berikut:
1)Tidak Memperhatikan Masalah Aqidah Dengan Benar
2)Menghidupkan Bid'ah
3)Ta'ashshub Terhadap Pendapat Ulamanya sahaja
4)Menggunakan Manhaj Dakwah sufiah Yang Melenceng Dari Syari'ah
5)Mendahulukan Urusan Politik Daripada Syari'at28

C. Penutup
Pada akhir Perang Dunia Pertama, pengaruh Ikhwan sangat besar di seluruh Mesir sehingga harakah itu bisa disebut sebagai pemerintahan dalam pemerintahan. Hampir tidak dijumpai kampung atau kota yang ada di Mesir melainkan terdapat cabang Ikhwanul Muslimin. Fikrah harakah ini telah tersebar ke sekolah-sekolah, masjid-masjid dan pusat-pusat kebajikan seluruh Mesir. Majalah, risalah, surat khabar dan buku-buku mereka tersebar luas.

Bukan hanya itu pengaruh Ikhwanul Muslimin tersebar luas hingga di luar negara Mesir. Maka pemuda-pemuda di negara-negara Islam mulai membuka Cabang Ikhwanul Muslimin di Syria, Lubanon, Yordania, Palestina, Maroko, Iraq dan Sudan. Bahkan kini Ikhwanul Muslimin telah tumbuh dengan suburnya di Indonesia, Malaysia dan di seluruh dunia.

Pengaruh Ikhwanul Muslimin di seluruh dunia kini mulai dirasakan getarannya, kini para aktivisnya ingin mewujudkan secara nyata konsep dasar Ikhwanul Muslimin didirikan. tujuan didirikan Ikhwanul Muslimin adalah untuk membangun masyarakat dan negara Islam yang menjalankan undang-undang Islam. Hassan Al Banna berkata: "Kita tidak akan berdiam diri dan merasa senang atau berhenti selagi Qur'an belum benar-benar menjadi perlembagaan negara. Kita akan hidup untuk mencapai tujuan ini atau mati karenanya"29.

Demikianlah sekelumit pemikiran Hasan Al Banna beserta kiprahnya dalam dunia Islam Moderen, pemikirannya telah menjalar kemana-mana sehingga sangat ditakuti oleh musuh Islam. Hasan Al Banna telah melahir banyak ulama dan pemikir seperti Dr Yusuf Qaradhawi, Sayid Sabiq dan banyak lagi, kini Ikhwan hadir dalam satu khazanah baru pergerakan dan keilmuan yang membawa arus modernisasi keislaman.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Al Aqil, Min aklamil Harakah wa Dakah, cetakan maktabah Al Manar Mesir 2001
Amin Abdul Aziz, Fahmul Islam fi Zhilalil Usul Isyrin, cetakan Darud Dakwah Mesir 1999,
Awang, Pustaka Aman Press Sdn. Bhd. Malaysia
Fathi Yakan, Suka Duka Gerakan Islam Dunia Arab, Konsis Media Malaysia
Hasan Al Banna, 20 dasar Dasar Pegangan Seorang Muslim, Konsis Media, Malaysia
Hasan Al Banna, Allah fil Aqidah Islamiyah, Alihbahasa Oleh: Al-Ustaz Haji Fauzi Haji Hasan Al Banna, Majmua'ah rasail, cetakan Darut tauzik Mesir 1992
Husen bin Muhsin, Ath Thariqu Ila Jama'atil Muslimin, Cetakan darul Wafak Mesir 2002
Hafizrahman, Zainab Al Ghazali, Rakan Masjid UTP Malaysia, 2007
Ikhwanul Muslimin, Syeikh Jasim Muhalhil
Jamal Al Banna, Din wa Ummah wa laisa Din wa Daulah, cetakan Darul Fikril Islami Mesir.
Jumaah Amin, Dr, Method Pemikiran Hassan Al-Banna, Konsis Media, Malaysia
Majalah Al Furqon / Tahun VI Edisi 6 / Muharrom 1428H
Muhammad Makmun Hudhaibi, Al Ikhwanul Muslimun 60 qadhiah sakhinah, cetakan darut Tauzik 1999
Muhammad Abdul Halim Hamid, Miah Mawaqif min hayatil Mursyidin li Jama'atil Ikhwanil Muslimin, Cetakan Darut Tauzik 2002
Rauf Syilba, Dr, Syaeikh Hasan Al Banna wa Madrasatul Ikhwanul Muslimun, cetakan Darul Yusuf Qaradawi, Dr, 70 tahun Ikhwanul Muslimin, cetakan maktabah Wahbah 1999
Taufiq Al wa'I, Dr, Ikhwanul Muslimin kubra Harakatil Islamiah, cetakan maktabah Al Manar Mesir 2001
sepenggal kenangan bersama ustadz. Hasan Al Banna http://perisaidakwah.com, sunday, 12 agusut 2007
http://assunnah.cjb.net, Tgl 24 Desember 2007.